PENGUKUHAN GUBES PROF. DR. HARI AMIRULLAH

Kemampuan persepsi motorik yang dihasilkan dari proses pembelajaran motorik dapat meramalkan kemampuan akademik anak di masa yang akan datang. Dengan kalimat lain, dapat dikatakan apabila pembelajaran motorik dilakukan dengan baik di sekolah, maka di masa yang akan datang kita dapat berharap memiliki generasi yang mempunyai prestasi akademik cemerlang yang bermuara pada meningkatnya kualitas sumberdaya manusia Indonesia. Demikian dipaparkan Prof. Dr. Hari Amirullah Rachman, M.Pd., dalam Pidato Ilmiah Pengukuhan Guru Besar di hadapan Senat UNY, Senin (3/1)  di Ruang Sidang UNY. Usai pembacaan pidato berjudul Kontribusi Pembelajaran Motorik Dalam Meningkatkan Kualitas Jasmani Menuju Pengembangan Sumber Daya Manusia, Hari Amirullah dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pembelajaran Motorik pada Fakultas Ilmu Keolahragaan.
Lebih lanjut dikatakan, penelitian yang dilakukan Hari Amirullah Rachman (2004) pada anak sekolah dasar kelas 4, 5 dan 6  SDN Blunyahan Kecamatan Sewon, Bantul terhadap 87 siswa menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif (0.799) antara kemampuan persepsi motorik siswa dengan kemampuan menulis siswa, dan terdapat hubungan posistif (0.813) antara kemampuan persepsi motorik dengan koordinasi mata tangan siswa. Mengenai persepsi motorik ini, Vannier dan Gallahoe, (2006: 8 – 9) menggaris bawahi bahwa kemampuan persepsi motorik dapat dikembangkan secara optimal pada saat anak berusia 2 – 6 tahun, bahkan kedua pakar pendidikan jasmani tersebut menyebutkan bahwa usia 2 - 6 adalah usia emas untuk meletakkan dasar-dasar  keterampilan melalui pengembangan persepsi motorik.
”Pendapat tersebut mengisyaratkan bahwa usia prasekolah merupakan usia penting dalam tahap pengembangan manusia yang berkualitas. Hal ini berimplikasi kepada perlunya pembelajaran motorik pada usia prasekolah dengan menempatkan guru yang memahami pembelajaran motorik di sekolah taman kanak-kanak atau bahkan pada kelompok belajar sebelum taman kanak-kanak, dan apabila bangsa Indonesia mengharapkan medali emas dari prestasi olahraga di dunia internasional pada masa yang akan datang, maka seharusnya usia emas antara 2 – 6 tahun harus mendapat perhatian serius berkenaan dengan pembelajaran motoriknya,” tambah Hari. (witono/ls)