Syawalan dan Silaturahmi Keluarga Besar FIK UNY oleh Prof. Dr. Mahfud M.D.

"Bersegeralah Meminta Maaf Jika Berbuat Salah"
Demikian disampaikan Ustad Prof. Dr. M. Mahfud, M.D., S.H., S.U. dalam tausiyahnya pada acara silaturahim dan halal bi halal keluarga besar Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. Acara yang dilaksanakan pada Selasa, 28 Juli 2015 di Gedung Olahraga FIK UNY tersebut menghadirkan mantan ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia periode 2008-2013, Prof. Dr. M.Mahfud M.D., S.H., S.U. sebagai pembicara dalam tausiyah syawalan tersebut. Acara tahunan yang dihadiri para pimpinan UNY di antaranya Rektor, Wakil Rektor I, II, dan III, Para Wakil Dekan, Ketua Lembaga, dan Kepala Biro di Lingkungan Universitas Negeri Yogyakarta, turut mengundang Ketua Dewan Pertimbangan UNY yang juga merupakan ketua Umum KONI DIY, GBPH Gusti Prabukusumo, S.Psi., para mitra di antaranya KONI di daerah/ kabupaten di DIY, sekolah mitra, dan bank mitra FIK.Syawalan tersebut diawali dengan jabat tangan seluruh warga FIK dari dosen, karyawan, dan staf di unit- unit lingkungan FIK dan dilanjutkan pembacaan khotmil quran oleh Ahmad Zaki Nasyid, mahasiswa Prodi PGSD Penjas FIK dan juga merupakan juara MTQ UNY tahun 2015. Setelah itu, sambutan Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta. Dalam sambutannya, Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., menyampaikan bahwa momentum syawalan dimaknai dengan peningkatan dalam beramal dan beribadah. Selain itu, Rektor juga menyampaikan bahwa FIK menjadi landasan dalam menggalakkan hidup yang sehat dengan berolahraga, karena tanpa jiwa dan raga yang tidak sehat, hidup tidak akan bahagia. Kegiatan syawalan bukan hanya kegiatan rutin tahunan saja, namun merupakan kebutuhan orang- orang dalam bersosialisasi saling maaf memaafkan. Di akhir sambutannya, Rektor berterima kasih atas kedatangan Prof. Dr. M. Mahfud M.D., S.H., S.U, semoga "mahfud' yang berarti "menjaga" bisa semakin menjaga dan merapatkan barisan FIK karena sudah semakin banyak doktor dan profesor dalam bidang keolahragaan dan berharap semoga keolahragaan dapat dikembangkan dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang juga merupakan kota pendidikan di Indonesia.
Sementara itu, Prof. Dr. M.Mahfud M.D., S.H., S.U. dalam tausiyahnya berpesan agar kita sebaiknya bersegara minta maaf jika melakukan kesalahan kepada orang lain. Guru Besar Universitas Islam Indonesia tersebut menceritakan bahwa di Mekkah, Arab Saudi tidak ada tradisi syawalan, karena selalu meminta maaf setelah berbuat kesalahan. Namun, tradisi syawalan di Indonesia adalah hal yang baik dan patut dipertahankan karena dahulu dilatarbelakangi oleh para wali yaitu Sunan Bonang yang pada saat itu mengumpulkan "cantrik- cantrik" atau muridnya dengan mengatakan bahwa ibadah puasa tidak lengkap jika tidak memaafkan. Oleh karena itu, sejak saat itu budaya "Syawalan" mulai dilakukan oleh orang- orang di nusantara. Sebagai pencerahan tambahan, Mahfud menceritakan bahwa Rosulullah pernah bertanya kepada para sahabatnya tentang orang yang bangkrut. Para sahabat gagal menjawabnya karena hampir semua menjawab bahwa orang yang bangkrut adalah orang yang kehilangan harta ataupun pekerjaannya. Namun, orang yang bangkrut adalah orang yang banyak beramal ibadah kepada Allah dan sesama tetapi lupa meminta maaf kepada orang- orang yang penah disakitinya, imbuh Mahfud M.D. (SP27)