Literasi Digital VS Literasi Fisik dalam kegiatan Dosen Berkegiatan Diluar Kampus

Salah satu tugas Dosen adalah Berkegiatan di luar kampus. Kali ini penulis mengikuti salah satu kegiatan Dosen di luar Kampus, yaitu Pelatihan Literasi bagi Guru Taman Kanak-Kanak di Kota Yogyakarta, yang kebetulan berlokasi di TK Pembina, Yogyakarta. Tema yang diusung kali ini adalah Literasi Media dan Fisik untuk Harmonisasi Perkembangan Anak Usia Dini. Sebagai pembicara adalah Prof. Dr. Soni Nopembri, Ph.D., salah satu Guru Besar dari FIK UNY.

Peserta yang mengikuti acara tersebut adalah guru dan tenaga kependidikan di TK Pembina, total sejumlah 17 orang yang membersama. Terdiri dari Kepala Sekolah, Guru dan Pegawai di lingkungan TK Pembina. Dibantu oleh empat mahasiswa, kegiatan ini berjalan dengan baik mulai dari pembukaan, laporan ketua panitia, sambutan kepala sekolah hingga penyampaian materi.

Literasi Digital yaitu kemampuan untuk mengakses dan memahami fitur dari peralatan digital, sedangkan literasi fisik adalah pengetahuan dan pemahaman untuk menghargai dan bertanggung jawab atas keterlibatan dalam aktifitas fisik untuk kehidupan (IPLA, 2013; Whitehead, 2013). Harmonisasi dalam literasi fisik dan literasi digital memerlukan sinkronisasi peran, baik orang tua dan guru secara bersamaan, karena jika hanya dilakukan dari salah satu pihak saja, maka tidak akan berjalan secara maksimal. Tujuan dari Literasi Digital adalah meningkatkan penggunaan media digital untuk pendidikan, hiburan, komunikasi dan menciptakan media digital baru. Sedangkan literasi fisik bertujuan untuk meningkatkan kompetensi fisik dan gerak (psikomotor), meningkatkan pengetahuan dan pemahaman (kognitif), meningkatkan motivasi, keyakinan dan kenikmatan (afektif) dan meningkatkan keterlibatan dalam aktivitas fisik untuk kehidupan (perilaku). (PD)